Bekerja di pertanian di Jepang memiliki beberapa aspek unik dan tantangan tersendiri, yang sangat berbeda dari pertanian di Indonesia atau negara-negara lain. Berikut adalah penjelasan tentang cara kerja di pertanian Jepang:
Teknologi dan Inovasi
Jepang dikenal dengan adopsi teknologi tinggi dalam pertaniannya. Penggunaan robot, sensor, dan sistem otomatisasi seperti traktor robot dan drone untuk penyemprotan pestisida adalah umum. Teknologi ini membantu dalam mempercepat dan memperbaiki proses pertanian, mulai dari penanaman hingga panen, dan juga memantau kondisi tanaman secara real-time melalui sensor dan IoT (Internet of Things).
Budaya dan Lingkungan Kerja
Budaya kerja di Jepang sangat disiplin dan efisien. Petani Jepang sering bekerja dengan jam kerja yang panjang, terutama selama musim panen. Adaptasi dengan empat musim yang berbeda juga menjadi tantangan, karena setiap musim memiliki kebutuhan dan pekerjaan pertanian yang spesifik. Musim dingin bisa sangat sulit karena cuaca ekstrem, sementara musim panas memerlukan perhatian khusus untuk pengelolaan air dan panas.


Sistem Pertanian
Pertanian di Jepang umumnya dibagi menjadi dua kategori utama: pertanian budidaya umum (seperti sayuran dan buah-buahan) dan peternakan umum (seperti sapi dan unggas). Pekerjaan di bidang ini meliputi penanaman, pemanenan, pengemasan, dan distribusi. Pemerintah Jepang memberikan banyak dukungan melalui subsidi teknologi, modal, dan pendidikan untuk petani, yang membuat sektor ini lebih berkelanjutan dan produktif.
Peluang dan Visa
Karena banyak petani Jepang yang berusia lanjut dan permintaan produk pertanian meningkat, Jepang membuka peluang besar bagi pekerja asing melalui visa “Pekerja Berketerampilan Khusus” atau “Tokutei Ginou”. Program ini memungkinkan pekerja asing untuk bekerja di pertanian dengan kontrak tertentu, biasanya mulai dari satu tahun, dan memberikan kesempatan untuk belajar teknologi dan praktik pertanian Jepang yang canggih.

Keuntungan dan Tantangan
Keuntungan bekerja di pertanian Jepang termasuk gaji yang relatif tinggi dibandingkan dengan negara lain di Asia, akses ke teknologi mutakhir, dan stabilitas pekerjaan karena dukungan pemerintah yang besar. Namun, tantangannya mencakup adaptasi dengan budaya kerja yang sangat disiplin, kondisi cuaca yang ekstrem, dan perbedaan lingkungan kerja yang signifikan dibandingkan dengan di Indonesia. Selain itu, kemampuan berbahasa Jepang menjadi syarat penting untuk berkomunikasi dan beradaptasi dengan masyarakat lokal.